Jika fasilitas tidak memadai, aktivitas akademis pun akan terganggu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana yang ada dalam...
Jika fasilitas tidak memadai, aktivitas akademis pun akan terganggu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap iklim belajar yang ada. Sudah selayaknya perbaikan sarana dan prasarana dilaksanakan guna menciptakan iklim belajar yang baik. Fasilitas di Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) dapat dikatakan minim. Untuk menindaklanjuti wacana ini, bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KALPADRUMA mengadakan polling mengenai kelayakan fasilitas di FSSR. Dari hasil polling tersebut diperoleh tujuh fasiltas yang paling banyak dikeluhkan oleh mahasiswa. Di antaranya, toilet (33,2%), gedung (20,4%), AC (pendingin ruangan) (14,6%), kursi (11,8%), fasilitas olah raga (8,5%), mushola (6,8%), dan pelayanan (bagian Tata Usaha) (4,7%).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub.Bagian IV FSSR UNS menyatakan bahwa perbaikan akan segera dilaksanakan. Namun, ada pula tuntutan pengadaan fasilitas yang dirasa belum perlu dilakukan, seperti pengadaan AC dan fasilitas olah raga.
Toilet menjadi fasilitas pertama yang dikeluhkan oleh para mahasiswa dan dosen. Telah dilakukan tinjauan keliling oleh pihak PD II FSSR dan direncanakan adanya program rehab baik di Gedung I, II, maupun IV. Anggaran dana juga sudah dipersiapkan. Seperti yang diungkapkan oleh PD II, Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum, saat dimintai konfirmasi. ”Sudah ada anggaran untuk ini. Ini juga kerjasama antara kita semua, kadang kamar mandi yang bau tidak dapat disalahkan dari pihak cleaning saja,” ujarnya. Untuk saat ini, anggaran perbaikan 11 toilet yang ada di FSSR sudah disediakan, sedangkan pelaksanaannya akan dilakukan bertahap. Kemungkinan besar akan dilaksanakan semester depan, pada pertengahan Agustus 2009.
Gedung perkuliahan juga dirasa belum perlu direnovasi, “Untuk Gedung I cat dan bangunannya kan masih bagus, sedang gedung II sudah di cat ulang namun dikotori kembali oleh mahasiswa jadi tindakan renovasi belum perlu dilakukan kembali” tutur Kasubag IV FSSR. Lampu di dalam ruang kuliah pun juga sering hilang, meski berulang kali diganti kejadian itu terus berulang sehingga pihak fakultas bosan untuk memasang lampu kembali. Sedang untuk perbaikan kursi kuliah, hingga saat ini belum dianggarkan.
Namun, ada pula fasilitas yang mengalami perkembangan, yaitu adanya proyektor dan LCD di ruang kuliah. Mushola pun sudah mulai diteralis, namun untuk perluasan tidak bisa dilakukan karena tidak ada lahan. Untuk mukena yang kotor, diharapkan seluruh mahasiswa yang menggunakan ada kerjasama. Setidaknya ada dua mushola di FSSR yang dapat digunakan, di sebelah UKM SKI dan di Gedung IV.
Pelayanan karyawan Tata Usaha (TU) mendapat urutan ketujuh dari peringkat fasilitas yang perlu dibenahi di FSSR. Sebagian mahasiswa berpendapat bahwa pelayanan karyawan TU masih perlu diperbaiki. Ketika menanggapi wacana ini, Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum selaku PD II FSSR menyatakan, “kurang ramahnya pegawai itu memang manusiawi, tidak hanya pada mahasiswa tapi dosen juga. Seharusnya suasana atau masalah pribadi tidak dibawa ke kantor. Sudah ada teguran dari pihak kami pada karyawan yang tidak profesional, karyawan yang molor, yang seharusnya jam 12 sampai jam 1, tapi setelah jam 1, tetap tidak kembali ke kantor.”
Terbatasnya Anggaran
Meski banyak tuntutan dari mahasiswa untuk pengadaan AC (pendingin ruangan), pihak fakultas tidak akan melakukannya karena anggaran yang terbatas. Selain itu, sirkulasi udara dalam ruang kuliah memang sudah diperhitungkan pada saat pembangunan gedung supaya udara di dalam ruang kuliah tetap sejuk meski tanpa AC. Biaya SPP di FSSR memang lebih murah dibanding fakultas lain, jadi sudah menjadi hal yang wajar jika ruang kuliah di FSSR tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan seperti di Fakultas lain yang biaya SPPnya lebih tinggi.
Seperti halnya perluasan Mushola yang tidak akan terwujud, pembangunan fasilitas Olah Raga pun tidak akan dilaksanakan karena keterbatasan lahan yang ada. Hampir seluruh area FSSR telah penuh dibangun gedung sehingga tidak ada lagi lahan kosong yang bisa digunakan untuk membangun lapangan olah raga. Lagi pula pihak Universitas telah menyediakan Gedung Olah Raga (GOR) yang juga bisa dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa FSSR.
Berbagai Tanggapan
Pihak fakultas akan tetap selalu berusaha memperbaiki fasilitas yang ada, tetapi semua usaha itu tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari mahasiswa untuk memelihara fasilitas yang telah disediakan tersebut. Maka dari itu, kebersamaan dan kepedulian dari semua pihak sangat diperlukan guna membangun FSSR dengan fasilitas yang baik.
Drs. Sudarno, MA selaku Dekan FSSR mengimbau pada seluruh mahasiswa, “mungkin mahasiswa dapat membuat surat tertulis, tetapi nanti perbaikan fasilitas tidak bisa serempak sehingga perlu adanya prioritas fasilitas mana yang harus dibenarkan terlebih dahulu. Mengenai masalah kebersihan itu sendiri, dulu sudah ditangani oleh kebersihan rutin tetapi sekarang ditangani oleh pekerja di bawah PD II. Saya selalu ingatkan PD II apabila masih terdapat hal-hal seperti itu, mahasiswa ada baiknya membuat
Salah seorang dosen jurusan Sejarah, Drs. Sri Wahyuningsih, M.Hum membenarkan sebagian besar hasil polling Kadetoejoeh ,”Memang banyak fasilitas yang harus dibenahi, semisal toilet dan perpustakaan. Semoga fasilitas yang ada lebih bisa dirawat dengan baik, bukan hanya bisa membangun. Untuk parkir juga harus ada pembenahan khususnya di area bukan parkir yang digunakan parkir.”, tambahnya.[](Reporter: Inas, Seno, Casandra)
Ahmad Arifin Cahyono
Asisten Staff Wacana Kalpadruma
COMMENTS