L antaran dianggap tak efektif dengan perkembangan prestasi mahasiswa, situs facebook di ILC (Independent Learning Center) Fakultas Sastra d...

Salah satu situs social networking yang sedang digandrungi masyarakat saat ini adalah facebook. Tak pelak para mahasiswa juga mengikuti tren jejaringan sosial yang di pelopori oleh Mark Zuckerberg ini. Entah karena ingin memanfaatkan fasilitas social networking untuk mencari link ke beberapa orang di sekitarnya atau hanya sekedar mengikuti tren sesaat. Hal ini membuat hubungan antarpengguna facebook seperti tanpa sekat merupakan salah satu manfaat yang di tawarkan facebook kepada penggunanya.
Namun, seiring perjalanan waktu banyak mahasiswa menggunakan situs facebook hanya untuk mengikuti tren atau kesenangan semata. Hal ini pada akhirnya berdampak pada penggunaan fasilitas internet gratis di ILC (Independent Language Center) Sastra Inggris. Beberapa mahasiswa Sastra Inggris mengeluhkan banyaknya mahasiswa Sastra Inggris yang menggunakan internet gratis di ILC secara semena-mena hanya untuk membuka facebook selama berjam-jam. Tentunya hal ini menggangu mahasiswa lain yang ingin menggunakan fasilitas internet gratis untuk keperluan pencarian data, info beasiswa,dll.
Agus Dwi Priyanto,SS,M.Call selaku pengelola ILC amat menyayangkan ulah beberapa oknum mahasiswa yang datang ke ILC hanya untuk membuka facebook selama berjam-jam. “ILC bukan tempat mahasiswa Sastra Inggris untuk facebook-an. Masih banyak situs internet yang lebih bermanfaat ketimbang facebook yang hanya sekedar fun,” ngkapnya lebih lanjut. Petugas ILC, Lesti Widorowati turut menambahkan bahwa ILC di format untuk mendukung perkembangan kreativitas mahasiswa Sastra Inggris, dan format tersebut menjadi tidak efektif ketika fasilitas internet gratis hanya di gunakan untuk membuka facebook.
Pemblokiran Facebook
Hal ini kemudian berlanjut dengan pemblokiran situs jejaringan sosial semacam facebook di ILC. Agus D. P. memutuskan tindakan ini guna memaksimalkan kinerja ILC yang dari awal memang sepenuhnya membantu mahasiswa untuk mengembangkan prestasi mahasiswa, bukan untuk menyediakan tempat mahasiswa berfacebook-ria. Ide pemblokiran jejaringan sosial semacam facebook sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi sejak tren facebook “menggila” barulah kebijakan ini di realisasikan. “Saya khawatir dengan tren mahasiswa yang facebook dan memanfaatkan fasilitas internet gratis di ILC untuk facebok-an berjam-jam. Fasilitas ILC hanya di pergunakan untuik mendukung proses perkembangan mahasiswa di bidang akademik. Kalau mau facebook-an ya silahkan di warnet saja, jangan di ILC.” Ujar Agus D. P. menambahkan
Saat ini kebijakan pemblokiran Facebook telah di berlakukan walau hanya secara manual, sebatas pengumuman yang terpampang di pintu masuk ILC “No Facebook, please!” atau petugas ILC akan menegur mahasiswa yang masih membuka facebook. Di lain pihak, pengelola ILC juga mempersiapkan software yang bisa memblokir secara otomatis situs facebook. Selain itu, ILC juga memberlakukan book reservation, para mahasiswa dapat membooking komputer sehari sebelumnya untuk menghindari antrean panjang karena penggunaan komputer yang melebihi batas waktu pemakaian.
Kebijakan ini tentunya mendapat respon baik dari mahasiswa Sastra Inggris yang sempat mengeluhkan adanya oknum mahasiswa Sastra Inggris lainnya yang datang ke ILC hanya untuk berfacebook ria. Seperti yang diungkapkan oleh Dea, mahasiswa Sastra Ingris angkatan 2007, “kebijakan ini harusnya sudah ada dari dulu, jadi kita enggak perlu ngantri lama sama yang facebook-an buat browsing bahan tugas. Kita pengen browsing bahan tugas gratis kok malah di pake buat facebook-an...”
Facebook seharusnya dapat dipergunakan dengan bijak oleh para pemilik akun facebook dan tentunya mahasiswa sastra Inggris yang memiliki akun facebook tidak menyelewengkan fasilitas internet gratis ILC untuk facebook-an. Semoga saja pemblokiran Facebook secara otomatis segera terealisasikan.[]Riza
COMMENTS