Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) merupakan syarat berdirinya Universitas Sebelas Maret (UNS). Letaknya di kota Solo yang notabene merupa...
Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) merupakan syarat berdirinya Universitas Sebelas Maret (UNS). Letaknya di kota Solo yang notabene merupakan sentra budaya membuat keberadaan FSSR menjadi sangat berarti sebagai pemelihara warisan budaya. Namun kini, keberadaannya mulai terlupakan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengharuskan jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibatasi hanya 40 lembaga menyebabkan adanya peleburan universitas yang sudah ada di Solo. UII, Cokroaminoto, dan IKIP akhirnya menjadi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS). Menurut Prof. EM. Drs. Sukiyo, UNS didirikan sesuai Surat Keputusan, 8 Maret 1976. Namun, diresmikan pada 11 Maret 1976 oleh Presiden Soeharto.
Ketika berdiri, UNS memiliki sembilan fakultas. Salah satu fakultas yang diharuskan ada adalah Fakultas Sastra Budaya (kini Fakultas Sastra dan Seni Rupa). Selain itu, Fakultas Ilmu Pendidikan, Keguruan, Sosial Politik, Hukum, Ekonomi, Kedokteran, Pertanian, dan Teknik ikut mewarnai berdirinya UNS.
Pengadaan Fakultas Sastra Budaya disesuaikan dengan kondisi Solo yang merupakan pusat budaya di mana terdapat dua kerajaan di dalamnya. Hal serupa juga diungkapkan Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum yang menyebutkan wajar jika Universitas Negeri di Solo diharuskan ada fakultas yang ada unsur budaya. Dia juga memambahkan kalau warisan budaya harus dilestarikan di tengah budaya global.
“Sastra Daerah sebagai fakultas pioner UNS sangatlah wajar karena kita hidup dalam budaya Jawa,” ungkap Sukiyo. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr. Sp. KJ, Rektor UNS, mengungkapkan kekhawatirannya dengan visi-misi FSSR yang akan menggunakan budaya Jawa sebagai dasar pandangan hidup. Dia khawatir kalau FSSR terlalu berkutat dengan budaya dan tidak berkembang. Seperti slogan UNS, World Class University tetapi lama kelamaan dia menerima dan menghimbau agar FSSR dapat menjadi World Class University dan tetap membawa budaya Jawa.
Pada perkembangannya, meski FSSR terutama Sastra Daerah dipakai sebagai syarat utama berdirinya UNS, ternyata kinerjanya masih kalah dibanding FKIP. Terlihat dari lomba kinerja yang diadakan universitas tiap tahun yang dimenangkan FKIP untuk dua tahun terakhir. FKIP menjadi juara lomba karena dokumen yang dimiliki lengkap, dan tertata. Selain itu, program kerja serta sarana dan prasarana di lapangan sesuai dengan laporan di portofolio. Keunggulan lain seperti visi-misi, kepemimpinan, organisasi fakultas, pembinaan mahasiswa dan alumni, sistem pendanaan dan sistem penyelenggaraan menjadi nilai tambah penilaian.
Prosedur Penilaian
Aris Sugianto, sekretaris Senat UNS, mengungkapkan prosedur penilaian yang juga dilakukan sebelum peninjauan dari pihak universitas. Masing-masing fakultas diperintahkan untuk membuat portofolio lalu dikumpulkan ke Universitas. Setelah itu, tiap fakultas akan didatangi 3 asesor yang berasal dari fakultas yang berbeda untuk mendengar, dan meneliti program kerja yang disampaikan fakultas serta memeriksa kelengkapan dokumen dan kondisi nyata di lapangan. Hasil penelitian diumumkan saat rapat Dies Natalis. Hadiah pemenang pertama tahun ini mendapat seperangkat komputer senilai 25 juta rupiah. Fakultas Hukum sebagai pemenang kedua mendapat seperangkat komputer senilai 15-20 juta rupiah sedangkan Fakultas Teknik mendapat seperangkat komputer senilai 10-15 juta rupiah sebagai juara ketiga. Diprediksikan, Fakultas Teknik dan Kedokteran berpeluang untuk memenangkan lomba tahun depan.
Panitia pun sempat mengusulkan kepada rektor untuk memberi hadiah yang lebih. Namun, menuai penolakan karena tidak sesuai dengan keuangan UNS. Meski lomba ini baru berlangsung 2-3 tahun, diharapkan lomba ini dapat memacu kinerja seluruh fakultas di UNS untuk menjadi lebih baik secara kolektif dan mencapai World Class University.[] sf3
COMMENTS