Jurusan Sastra Indonesia UNS mempersembahkan acara Apresiasi Sastra yang bertajuk Sumpah Pemuda, Sabtu (2/10) pukul 19.00-23.00 WIB di Nga...
![]() |
Jurusan Sastra Indonesia UNS mempersembahkan acara Apresiasi Sastra yang bertajuk Sumpah Pemuda, Sabtu (2/10) pukul 19.00-23.00 WIB di Ngarsopuro. |
Reporter dan Penulis: Devita Puji M.
Apresiasi Sastra di Ngarsopuro yang mengangkat tema Sumpah bukan Cuma Janji dipersembahkan oleh jurusan Sastra Indonesia UNS. Acara tersebut merupakan acara rutin tahunan Sastra Indonesia UNS dan tahun ini merupakan tahun yang kedua. Apresiasi Sastra sendiri diadakan dalam rangka memperingati bulan bahasa yang jatuh pada bulan Oktober. Banyak penampilan yang disajikan dalam acara ini seperti pembacaan puisi, drama, musikalisasi puisi, teatrikal, dan gabungan antara seni tari, teatrikal, drama dan musikalisasi puisi.
Tema yang disajikan berkaitan dengan Sumpah Pemuda karena dilaksanakan setelah hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober kemarin. Rahardian Febri, ketua pelaksana Apresiasi Sastra, menjelaskan bahwa acara yang bertemakan Sumpah bukan Cuma Janji ini memiliki maksud untuk mengingatkan kembali tentang peristiwa sejarah yang terjadi, yaitu ketika para pemuda melantangkan janjinya. “Selain itu acara tahunan ini juga bertujuan untuk mengenalkan sastra pada dunia luar, bahwa sastra tidak hanya berkaitan dengan puisi, pantun, atau drama. Tapi sastra juga menampilkan nilai seni yang tinggi yang digabungkan dengan kreativitas dan sikap kritis kita dalam mengamati masalah sosial yang terjadi, tetapi lambat laun janji tersebut hanya sekedar janji yang tidak dilaksanakan dengan semestinya. Jadi dengan acara ini diharapkan kita bisa mengambil makna yang lebih penting,” ujarnya.
Tidak hanya mahasiswa UNS yang melihat acara ini, tapi juga mahasiswa dari luar. Masyarakat sekitar dari anak-anak hingga orang dewasa pun antusias dengan acara ini. Selain itu, tidak hanya mahasiswa yang masih aktif di Sastra Indonesia saja yang berperan mengisi acara dan persembahan ini, tapi ada juga dosen dan alumni Sastra Indonesia UNS.
Menurut salah seorang pengunjung, Putri Fajrin, acara ini selain menghibur juga menyampaikan semangat Sumpah Pemuda dan mengenalkan sastra pada masyarakat. “Tapi panggung untuk acara ini kurang luas. Padahal acara ini untuk umum, tapi karena keterbatasan tempat membuat kesan jadi acara milik Sasindo saja dan ditonton oleh Sasindo saja. Banyak penonton di belakang yang pegal karena terus berdiri dan tidak memiliki tempat untuk duduk. Tapi secara keseluruhan acara ini bagus dan saya menikmatinya,” tutur Putri.
Diketahui bahwa persiapan acara ini memakan banyak waktu dalam kepanitiaannya, tapi untuk latihan hanya menggunakan waktu satu minggu saja. Meski begitu acara ini sukses terselenggara dan mendapat apresiasi positif dari masyarakat yang positif.
COMMENTS