Beberapa petugas bekerja bakti untuk membersihkan sisa abu vulkanik Gunung Kelud di halaman rektorat UNS, Jumat (21/2). Reporter: Regina...
![]() |
Beberapa petugas bekerja bakti untuk membersihkan sisa abu vulkanik Gunung Kelud di halaman rektorat UNS, Jumat (21/2). |
Reporter: Regina Sari Dewi
Penulis: Alieza Nurulita Dewi
Pasca erupsi Gunung Kelud pada Jumat (14/2), UNS mengadakan kerja bakti untuk membersihkan abu vulkanik di lingkungan kampus. Kerja baktidiselenggarakan pada Jumat (21/2) pukul 07.00 hingga 16.00 WIB berdasarkan surat edaran rektor No. 3001/UN27/Kp/2014 yang menghimbau agar seluruh civitas akademika UNS turut berpartisipasi dalam kerja bakti.
Himbauan mengenai kegiatan kerja bakti bersama kurang mendapat respon dari kalangan mahasiswa. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran surat edaran mengenai kerja bakti bersama yang terkesan mendadak. Surat tersebut baru dikeluarkan pada Kamis (20/2), tepat sehari sebelum diselenggarakannya kerja bakti. Selain itu, beberapa fakultas juga tetap mengadakan perkuliahan pada jam pertama.
Heri Purnomo, mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), mengaku telah mendapat pesan singkat yang berisi pemberitahuan bahwa Jumat (21/2) diadakan kerja bakti di lingkungan UNS, namun Heri tidak bisa ikut berpartisipasi. “Kalau Fakultas MIPA tetep ada jam perkuliahan meski ada agenda bersih-bersih,” ujarnya.
Minimnya minat mahasiswa untuk mengikuti kerja bakti juga diakui oleh Subrastiwi Oktaviani, anggota Resimen Mahasiswa (Menwa). Ia mengatakan bahwa minat mahasiswa UNS untuk mengikuti acara kerja bakti bersama sangat kurang, sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk pulang daripada ikut berpartisipasi
Menjadi Kegiatan Berkelanjutan
Danang Tomi Harjanto, selaku Kepala Bagian Perlengkapan UNS mengharapkan kegiatan kerja bakti bersama bisa mendapat partisipasi dari seluruh warga kampus. “Pihak UNS akan terus mengevaluasi kegiatan bersih-bersih tersebut. Kegiatan bersih-bersih akan berkelanjutan di kemudian hari dan akan dilakukan bertahap. Prinsipnya, diadakannya acara kebersihan sebagai gerakan untuk memulai mencintai lingkungan,” jelasnya.
Terkait dengan rencana kerja bakti yang berkelanjutan. Heri maupun Subrastiwi sangat menyetujui hal tersebut. Subrastiwi mengatakan jika perlu kegiatan bisa dilakukan ketika libur kuliah seperti hari Sabtu. “Kalau tiap Jumat juga nggak papa, kalo libur kuliah Sabtu juga nggak papa. Soalnya kalau bersih-bersihnya cuma sekali, berat. Kalo rutin dilakukan kan ringan,” ujar Subrastiwi.[]
Mestinya dibikin kayak upacara bendera. Penerima beasiswa diminta datang kerja bakti dan diabsen. Hihi.
BalasHapusHimbauan ditujukan kepada civitas akademika, tapi yang berpartisipasi kegiatan bersih-bersih sangat didominasi karyawan. Alasan pemberitahuan yang mendadak saya pikir tidak tepat, kami bisa mengapa 2 unsur yang lain tidak bisa? Kalau berbicara ttg KEWAJIBAN nampaknya civitas akademika hanya dimonopoli oleh karyawan, namun giliran ttg HAK beramai-ramailah berpartisipasi.
BalasHapusMaaf lohhh...terlalu vulgar.