Reporter dan penulis: Mariana Intan Ditemui disela-sela kesibukannya sebagai seorang mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi, Muthia ...
Reporter dan penulis: Mariana Intan
Ditemui disela-sela kesibukannya sebagai seorang mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi, Muthia menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman ketika dirinya terpilih menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres) FSSR 2014. Devi Nirmala Muthia Sayekti, begitulah nama dara cantik yang lahir pada 12 Desember 1993. Kini ia duduk di bangku semester enam jurusan Sastra Inggris FSSR UNS.
Sejak kecil, Muthia mengaku senang mengikuti berbagai macam kegiatan dan hal tersebut terbawa hingga sekarang. “Nggak suka sekolah-pulang-sekolah-pulang. Ada aja kegiatannya dari kecil, macem-macem,” sahutnya. Kini ketika duduk di bangku perkuliahan, ia pun terlibat aktif di organisasi English Department Community (Edcom) FSSR yang merupakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Inggris dan Dewan Mahasiswa (Dema) FSSR. Selain itu, ia juga aktif dalam Komunitas Soto Babat yang merupakan pelatihan menulis di luar kampus yang memiliki pertemuan rutin setiap dua minggu sekali.
Mengenai keikutsertaanya dalam pemilihan Mawapres beberapa waktu lalu, Muthia menjelaskan bahwa dirinya mengikuti seleksi Mawapres atas rekomendasi dari dosen. Saat itu, dosennya mengajukan beberapa nama untuk dicalonkan mengikuti seleksi Mawapres tingkat fakultas. “Saya pertamanya ikut Mawapres pengenikut diklatnya, ikut dulu. Nothing to loose,” terang Muthia.
Berbagai syarat penilaian yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan Mawapres, seperti nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK), karya tulis ilmiah, prestasi, kemampuan bahasa inggris, dan kepribadian berhasil ia penuhi. Namun Muthia mengaku sempat merasa down ketika mengetahui bahwa mayoritas mahasiswa yang mengikuti seleksi Mawapres tingkat fakultas memiliki IPK yang tinggi, lebih dari 3.6, sementara dirinya hanya 3.35. Berkat dorongan semangat dari teman-temannya, ia tidak lagi pesimis namun justru menjadi lebih bersemangat dan yakin. Muthia mengungkapkan bahwa di jurusan Sastra Inggris IP bukanlah parameter utama dalam pencalonan. Mahasiswa harus aktif dalam kegiatan dan organisasi, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara bidang akademik dan non akademik.
Setelah melalui proses yang panjang, ia akhirnya terpilih menjadi Mawapres FSSR tahun 2014. Tak dapat dipungkiri bahwa perasaan senang muncul ketika ia mengetahui hal tersebut. Bagi Muthia, Mawapres bukan merupakan pujian, tapi amanah. “Saya tidak lagi membawa nama Sasing, tapi fakultas. Kebetulan tahun kemaren sastra dapet nomer dua (tingkat universitas-red), kalo bisa mempertahankan lebih baik,” ujarnya.
Tak banyak yang tahu, ketika awal memasuki dunia perkuliahan Muthia memiliki cita-cita bahwa ia harus bisa bermanfaat dan memiliki kontribusi secara nyata untuk UNS. Ia menuturkan bahwa dibandingkan prestasi, suatu kontribusi nyata akan lebih berguna. “Jadi mahasiswa yang peka, jangan cuek, jangan pasif. Kita dididik bukan untuk duduk di bangku kuliah aja,dengerin dosen, cari nilai. Jangan jadi orang yg kalo itu nggak bermanfaat buat aku, nggak mau melakukannya.”
Sebagai Mawapres FSSR 2014, Muthia berharap dapat lebih bermanfaat dan bisa memotivasi teman-temannya. Ia melihat banyak bibit-bibit berkualitas di FSSR, namun merasa ragu dan kurang percaya diri menunjukkan kemampuannya. “Banyak mahasiswa yang sebenarnya mampu, akan tetapi tidak mau muncul, malu-malu, hanya memendam karya-karyanya. Sangat disayangkan karena melalui itu kita dapat menjadi berguna untuk orang lain,” ujarnya.
Ada banyak hal yang membuat Muthia hingga kini kekeh untuk terus aktif berkegiatan dan mencoba untuk menjadi pribadi yang berguna bagi sesama. Ia banyak belajar dari ibunya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan mengesampingkan egonya. Seperti motto hidup Muthia bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia.[]
Nama : Devi Nirmala Muthia Sayekti
Lahir : Semarang, 12 Desember 1993
Pendidikan :
· SMPN 6 Semarang
· SMAN 2 Semarang
· UNS, Jurusan Sastra Inggris
Motto Hidup : Tidak ada pengorbanan yang sia-sia
COMMENTS