Drama kehidupan dua bersaudara, Barendra dan Panuntun ini penuh liku. Tinggal di sebuah desa yang jauh dari keramaian bersama seorang ibu ya...
Drama kehidupan dua bersaudara, Barendra dan Panuntun ini penuh liku. Tinggal di sebuah desa yang jauh dari keramaian bersama seorang ibu yang buta tidaklah mudah bagi mereka. Wirajaya, sang ayah kandung rela meninggalkan keluarga demi harta dan tahta hingga menjadi penyebab butanya mata sang ibu. Namun, sampai pada akhirnya Wirajaya mengalami kegagalan dan menyadari kesalahannya.
Konflik batin pun dialami Panuntun, sang kakak karena menikahi Telasih, seorang gadis yang sempat menjalin cinta dengan adiknya, Barendra tiga tahun yang lalu. Sejak kepulangan Barendra ke tanah Jatisrana membulatkan tekat Panuntun untuk menceraikan istrinya demi perasaan dan kebahagiaan sang adik.
Cerita kehidupan yang mengambil setting salah satu desa di Wonogiri kala pemerintahan Mangkunegaran I ini berhasil dipentaskan dengan apik oleh UKM KKTT Wiswakarman pada Jumat (27/5) malam di Argo Budaya, UNS Surakarta. Pementasan yang juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS, Riyadi Santoso dan Pembina UKM KKTT Wiswakarman, Sahid Teguh ini mampu menghiptonis mata penonton dengan sajian tari kreasi dari HMP Pandhawa, Sastra Jawa sebagai pembuka acaranya.
Pementasan yang menjadi bagian dari program kerja KKTT Wiswakarman ini telah dipersiapkan selama dua bulan terakhir yang tentunya mendatangkan kesan tersendiri bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ketua Panitia, Aswin Ahmadin Nucha menuturkan banyak suka-duka yang telah ia lewati. “Ada senang ada sedih, capek pastinya. Menyenangkan, lah. Ini juga menjadi pembelajaran buat adik-adik biartahu rasanya proses itu bagaimana,” tuturnya.
KKTT Wiswakarman selalu menghadirkan pementasan yang mampu menyuarakan pikiran, perasaan dan rekaman kehidupan dengan apik dalam sebuah lakon atau cerita. Sahid Teguh dalam sambutannya menuturkan, “Pementasan kali ini adalah sebagian kecil dari persepsi Wiswakarman tentang arti kehidupan. Selama masih ada cinta, masih ada kita,” pungkasnya.
KKTT Wiswakarman merupakan salah satu UKM yang mampu melestarikan kebudayaan Jawa di tengah era modernisasi saat ini. “Kalau tidak saudara sendiri yang melestarikan, lalu siapa lagi,” ungkap Riyadi Santoso mengakhiri sambutan malam itu.[Jarwati]
COMMENTS