Solo - Program Studi Ilmu Sejarah FIB UNS Surakarta, menggandeng Keluarga Alumni FIB (KAFIB), Keluarga Alumni FSRD, dan Komunitas Tali Sejar...
Solo - Program Studi Ilmu Sejarah FIB UNS Surakarta, menggandeng Keluarga Alumni FIB (KAFIB), Keluarga Alumni FSRD, dan Komunitas Tali Sejarah menggelar serangkaian acara pascaperingatan Hari Museum, 12 Oktober lalu, yakni Museum Goes to Campus. Acara yang berlangsung sejak hari Selasa (08/11) sampai dengan hari Minggu (13/11) ini dibuka Selasa pagi pukul 10.00 WIB dengan pemukulan gong oleh Ravik Karsidi, selaku rektor UNS, di halaman Auditorium UNS.
Menjaga Memori Kolektif Sejarah Bangsa menjadi tema yang diusung sebagai perwujudan dari latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai oleh penyelenggara. Melalui acara ini, rakyat Indonesia terutama generasi muda diharapkan dapat mengenang memori perjuangan bangsa Indonesia . Dengan beragam kumpulan cerita dan sejarah bangsa Indonesia, Museum Goes to Campus bertujuan untuk menjadi perantara transfer kenangan, pengenalan, pendekatan museum secara kolektif dan bersamaan kepada publik, khususnya generasi muda (mahasiswa), di mana museum tidak selalu terkesan serius dan menakutkan.
“Itu kan temanya Menjaga Memori Kolektif Sejarah Bangsa, di sini ada banyak cerita lewat museum-museum itu yang membawa cerita-cerita sendiri, membawa sejarah-sejarah sendiri. Nah Kita ingin menunjukkan sejarah bersama, sejarah kolektif bangsa kita itu seperti apa, kita tunjukkan ke anak-anak muda sekarang. Harapannya nanti anak-anak muda dan mahasiswa bisa mengenal sejarahnya seperti tadi ada yang menyampaikan bahwa jangan sekali-sekali melupakan sejarah”, jelas Kurnia Rahmawati, Sekretaris panitia penyelenggara.
Dua puluh dua museum, dari sekitar Surakarta hingga Jakarta turut berpartisipasi, diantaranya Museum Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Basoeki Abdullah, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Perpustakaan Nasional Jakarta, Museum Istana Kepresidenan Bogor, Museum Benteng Vredeburg Jogja, Museum Monumen Jogja Kembali, Museum Dirgantara Mandala, Museum Pendidikan UNY Jogja, Museum Bank Mandiri Jakarta, Museum Radya Pustaka Solo, Museum Monumen Pers Solo, Museum Kris Bratasura Solo, Museum Batik Danar Hadi Solo, Museum Sangiran Sragen, Museum Proklamator Blitar, Solo American Jeep, Perpustakaan UNS, Javanologi UNS, Lab Sejarah FIB UNS, Lab Sejarah FKIP UNS, dan Lab Sejarah UNIVET.
Salah satu peserta pameran, yakni Museum Kepresidenan Balai Kirti sangat antusias dan apresiatif terhadap acara ini yang baru pertama kalinya digelar. Berbagai persiapan dilakukan termasuk souvenir berupa paper bag, kaos, note book, dan bolpoin yang diberikan ke pengunjung melalui kuis seputar sejarah Indonesia.
”Dari anggaran kita sendiri-souvenir (red)- untuk menarik sih dan supaya dapet aja info yang kita kasih. Karena kita juga ada leaflet atau booklet, sejarah, biografi presiden yang ada di Indonesia”, tutur Nabiha, petugas Museum Kepresidenan Balai Kirti.
Selain dibuka oleh rektor UNS, pembukaan acara ini juga dihadiri Riyadi Santoso (Dekan FIB UNS), Harry Widianto (Dirjen Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman), Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kepala dari masing-masing museum peserta pameran dan mahasiswa Ilmu Sejarah khususnya pun turut hadir.
Adapun susunan acara pameran ini dimulai dari Opening Ceremony pada (08/11), lalu dilanjutkan penandatanganan MoU, pengembangan permuseuman, diikuti acara seminar pada hari yang sama. Sampai penutupan tanggal 13 nanti, akan ada bazaar UKM Mahasiswa, FGD “Kampus dan Museum”, kuliah umum, diskusi, lomba fotografi untuk mahasiswa dan pelajar, serta lomba dongeng nusantara.
“Bahwa pameran itu tidak hanya sekadar menampakkan koleksi benda, tapi ada efek bayangan sejarah yang terngiang di kepala kita. Itu akan kita bawa sampai kita nanti akan ceritakan ke anak cucu kita. Kurang lebih seperti itu”, tukas Nia.
Publikasi masif hingga transportasi gratis
Keseriusan panitia penyelenggara untuk lebih mendekatkan museum kepada publik, utamanya mahasiswa dan pelajar, dapat dilihat dari persiapan yang dimulai bulan Agustus dan publikasi masif melalui berbagai media, baik media sosial, elektronik, hingga cetak. MGMP IPS Surakarta pun dilibatkan untuk mengarahkan para pelajar agar berkunjung ke Museum Goes to Campus. Tidak sampai di sini, anggaran untuk transpotasi berupa bus jemputan untuk peserta dari sekolah yang hendak berkunjung juga sudah disiapkan.
(Kaffa, Luluk)
COMMENTS