$type=ticker$count=12$cols=4$cate=0

(Menjadi) Pahlawan : Kau Nanti atau Kau Mulai ?

Judul Buku       : Mencari Pahlawan Indonesia Penulis              : Anis Matta Penerbit            : The Tarbawi Center Jakarta,  Januari ...


Judul Buku      : Mencari Pahlawan Indonesia
Penulis             : Anis Matta
Penerbit           : The Tarbawi Center Jakarta,  Januari 2004
Tebal               : 245 halaman
Pengantar        : Taufiq Ismail
Jenis                : Kumpulan Tulisan
“Mereka tidak akan pernah datang. Mereka bahkan sudah ada di sini. Mereka lahir dan besar di negeri ini. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya  berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka…”
Begitulah Anis Matta mengakhiri tulisan terakhirnya dalam buku serial Mencari Pahlawan Indonesia yang diberi judul sama dengan judul buku ini. Seperti layaknya sebuah akhir tulisan, kesimpulan dari berbagi tulisan sebelumnya tercermin dari kalimat tersebut. Lantas siapakah yang dimaksud mereka di sini? Apa yang sebenarnya menjadi fokus serial tulisan ini?
Melihat dari judul buku, Mencari Pahlawan Indonesia kata “pahlawan” nampaknya menjadi fokus utama tulisan ini. Ia pun menjadi objek yang “dicari” oleh penulis dan mewakili keresahannya sebagai bagian dari  Indonesia terhadap apa yang saat ini dibutuhkan negeri ini. 
Setiap bangsa dan setiap masa tentu akan memiliki tantangan dan permasalahannya masing-masing. Tak jarang pula krisis akan melanda. Begitupun Indonesia. Berbicara mengenai negara ini rasanya tidak habis dalam satu waktu diskusi. Terlebih ketika krisis yang melanda negeri ini dalam berbagai sektor. Namun bukanlah krisis itu yang harus terus kita permasalahkan, tetapi kelangkaan pahlawan lah yang justru menjadi permasalahan besar berikutnya di mana notabenenya pahlawan yang diharapkan mampu menjadi penuntasan krisis negara.
Hal ini lah yang ingin diuraikan oleh politisi sekaligus aktivis kelahiran Bone 48 tahun silam ini melalui kumpulan serial kepahlawanan yang khas dan merupakan perpaduan antara semangat normatif dengan inspirasi sejarah yang aplikatif  baik dari tokoh maupun peristiwa. Menurut Anis, sejarah merupakan industri para pahlawan. Sejarah yang disajikan dimulai dari masa Nabi Muhammad dengan berbagai teladan yang dapat diambil dari Kekasih Allah dan khalifah-khalifah hebat yang dimiliki masa itu, hingga tokoh-tokoh nasional Indonesia sekaligus sastrawan masa perjuangan. Dalam skala peradaban, setiap bangsa akan memperebutkan dan menghasilkan pahlawannya. Namun pahlawan yang diharapkan dalam tulisan ini bukanlah pahlawan yang sekadar mementaskan negeri ini dari berbagai krisis besarnya maupun pahlawan yang terkenang karena keberaniannya dalam peperangan. Yang didambakan adalah pahlawan dunia pemikiran, pendidikan, keilmuan, pebisnis, kesenian, dan kebudayaan.
Namun siapakah pahlawan itu? Siapakah mereka yang dimaksud dari kutipan di awal tulisan ini? Akankah pahlawan itu Kau? Jika bukan Kau apakah Kau hanya akan menunggu hingga pahlawan itu datang?
Mengawali serial dengan tulisan berjudul O, Pahlawan Negeriku penulis memaparkan kerinduannya terhadap sosok pahlawan melalui kutipan puisi Chairil Anwar yang mengenang sosok  Diponegoro, “Di masa pembangunan ini..Tuan hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api”. Di akhir tulisan pertama serial ini, Anis mulai menunjukkan bagaimana seharusnya pemuda berperan dalam dimensi kehidupan ini. Yakni menjadi bagian perubahan, menjadi pahlawan itu.Tidak! Kaulah pahlawan yang kurindu itu. Dan be- ratus jiwa di negeri sarat nestapa ini. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku berkata: jadilah pahlawan itu.”
Di masa ini terlihat sulit untuk menemukan seseorang yang berani mengambil bagian dari permasalahan umat yang ada. Keberanian selalu menjadi hambatan munculnya sosok pahlawan yang dirindukan. Tulisan kedua berjudul Keberanian menjadi uraian akan kebutuhan sebuah keberanian dalam sosok pahlawan itu. Nasihat Umar Bin Khattab “Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut menjadi pemberani” diulang-ulang sebagai bentuk penekanan bahwa dengan keberanian lah segenap potensi yang ada dapat dimaksimalkan agar bermanfaat untuk orang lain (permasalahan umat). Dan keberanian merupakan fitrah dari setiap diri manusia yang terus ditempa dalam kehidupannya.
Pahlawan sejati tak hanya memiliki keberanian namun juga harus memiliki kesabaran, filosofi hidup, dan keikhlasan dalam menjalankan komitmen tersebut. Pahlawan bukanlah orang yang selama ini selalu diunggulkan dan disanjung namanya. Namun pahlawan adalah orang biasa yang mampu melakukan hal-hal luar biasa yang dimulai dengan setiap langkah kecil dalam hidupnya untuk mengukir sebuah perubahan. Ia tidak akan membuang energi untuk memikirkan di mana ia akan ditempatkan, tapi apa yang akan ia kontribusikan dan berikan untuk orang sekelilingnya.
Dan untuk menemukan orang-orang itu, kita tidaklah harus menunggu. Mereka tidak akan datang. Karena mereka sudah ada di sini, di negeri ini, tumbuh dan berkembang di tanah air ini. Mungkin sosok itu adalah kau, atau bahkan ‘aku’. Mereka bukanlah yang lain. Yang dibutuhkan adalah keberanianmu, keberanian para pemuda untuk berjanji menjemput dan merebut takdir kepahlawanan itu.
Anis matta yang merupakan ketua salah satu partai terkemuka Indonesia, yakni PKS, tak melulu menyajikan serial ini dengan bahasan yang serius. Justru kesan indah, santai, dan nyastra tersuguhkan dalam tulisan ini dengan begitu apik. Kutipan karya-karya sastrawan seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Kahlil Gibran, dan lainnya menjadi pelengkap nuansa sastra di dalamnya. Kalimat ringkas bernas yang tidak bertele-tele tetap mampu menyampaikan pesan kepahlawanan di dalamnya secara utuh. Namun bagi orang yang kurang menggemari sastra, hal ini mungkin akan sedikit membosankan dan terlalu sulit dicerna.
Bagaimanapun buku ini sangat tepat untuk siapa saja yang mendambakan sosok pahlawan di negeri ini. Untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dalam perubahan negeri ini. Dan untuk siapa saja yang masih bertanya dan menunggu pahlawan itu datang, hingga kamu yang nantinya akan mengatakan : “Akulah pahlawan itu”.

Kaffa Hidayati
Mahasiswa Sastra yang (Masih) Miskin Literasi
                                                           



COMMENTS

Nama

BULETIN,2,E-PAPER,2,GALERI,4,KABAR KADE,2,KAMPUS,3,NYASTRA,1,PUISI,1,SOLO,1,
ltr
item
LPM KALPADRUMA: (Menjadi) Pahlawan : Kau Nanti atau Kau Mulai ?
(Menjadi) Pahlawan : Kau Nanti atau Kau Mulai ?
file:///C:/Users/ACE/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.jpg
LPM KALPADRUMA
http://chrisnatp.blogspot.com/2017/02/menjadi-pahlawan-kau-nanti-atau-kau.html
http://chrisnatp.blogspot.com/
http://chrisnatp.blogspot.com/
http://chrisnatp.blogspot.com/2017/02/menjadi-pahlawan-kau-nanti-atau-kau.html
true
631240737987887004
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy