KARTINI SEPERTI APA DIRIMU?

KARTINI SEPERTI APA DIRIMU? Kartini tak sebatas tentang perempuan, persamaan derajat, wanita jawa, kebaya, apalagi hanya sebatas seremoni. K...

KARTINI SEPERTI APA DIRIMU?

Kartini tak sebatas tentang perempuan, persamaan derajat, wanita jawa, kebaya, apalagi hanya sebatas seremoni. Kartini lebih dari ungkapan ‘habis gelap terbitlah terang’. Namun apakah Kartini yang seperti itu sama dengan Kartini sekarang?

            Dari hasil jejak pendapat LPM Kalpadruma, 90% koresponden mengatakan tahu tentang sosok Kartini. Namun sejauh mana mereka mengenal sosok Kartini? Apakah hanya dari teks-teks dalam buku? Atau sudah sampai ke tahap menginterpretasikan perjuangan Kartini pada zaman perjuangan di kehidupan saat ini?

            Bagi mahasiswa,sosok Kartini banyak digambarkan dengan kata pahlawan, cerdas, hebat, pemberani, menginspirasi, dan visioner. Gambaran tersebut tidaklah salah. Kartini memang dikenal sebagai pahlawan untuk menaikkan posisiwanita di mata dunia. Tanpa dia, mungkin tidak akan ada sosok seperti Sri Mulyani. Seorang perempuan Indonesia pertama yang menjadi direktur pelaksana Bank Dunia, menduduki posisi ke-37 Most Powerful Women dan prestasi lainnya. Kartini cerdas? Ya. Ia harus menjadi perempuan cerdas agar mampu mengutarakan pendapatnya dan diterima oleh para petinggi saat itu.

            Lalu bagaimana dengan Kartini zaman kini? Menurut Bayu Aji yang bergabung dalam salah satu organisasi mahasiswa, Kartini saat ini harus berpikiran proposional dalam kesetaraan gender. Tidak selalu laki-laki yang menjadi pemimpin dan perempuan tidak selalu ingin menyamakan posisi. Menurutnya, segalanya harus sesuai posisi dan proporsi.

            Pendapat tersebut didukung lagi olehM. Faizurrahman. Pemuda yang lebih akrab dipanggil Izuritu berkata, bertanggungjawab dan memiliki semangat serta berwawasan luas juga menjadi salah satu faktor yang harus dimiliki sosok Kartini-Kartini pada zaman sekarang. “Seseorang harus mampu merencanakan kehidupan untuk yang akan datang, sehingga harus berwawasan luas dan tidak berhenti untuk belajar,” jelas mahasiswa Ilmu Sejarah angkatan 2016 itu.

            Persamaan derajat antara perempuan dan laki-laki memang penting. Dari 20 koresponden, 13 orang setuju dengan pernyataan tersebut. Demikian juga tentang masih dirasakannya peran perjuangan Kartini di abad 21, 79% koresponden yang semuanya adalah laki-laki mengatakan peran tersebut masih dapat dirasakan. Karena kuatnya pengaruh Kartini, perjuangannya perlu diberi apresiasi yang tinggi. Di era millenium, memperingati kelahiran Kartini yang dianggap sangat berpengaruh dalam dunia perempuan bisa dilakukan dengan berkarya, berprestasi dalam bidang akademik dan non-akademik, melihat kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia, saling menghargai dan melindungi, bercita-cita tinggi dan mewujudkannya, menjadi wanita gemilang tanpa melupakan hukum alam terlahir sebagai seorang perempuan.

            Namun meskipun begitu, sebagai pemuda-pemudi di era maju, kepekaan akan sekeliling juga penting ditumbuhkan. Tidak perlu mendongak terlalu tinggi untuk melihat sosok Kartini yang ideal. Nyatanya Kartini yang sesungguhnya berada tepat di depan mata. Ibu di rumah, dosen di kampus, petugas kebersihan yang jauh sebelum jam pertama kuliah sudah bekerja, juga pramusaji di kantin. Mereka telah menjadi wanita gemilang namun tetap menjadi seorang perempuan. Seorang ibu adalah Kartini di dalam rumah. Seseorang yang pertama kali mengajarkan bagaimana cara membaca dan menulis layaknya Kartini kepada murid-muridnya. Dosen, ketika di kampus mereka menjadi Kartini kedua, melanjutkan peran ibu. Petugas kebersihan, meski perempuan, dan sedikit banyak tidak memiliki pendidikan yang tinggi, namun semangat mereka tak kalah dengan para laki-laki. Berteman akrab dengan debu, terik matahari, sapu lidi, dedaunan, dan telapak tangan yang kasar. Begitu pula pramusaji yang dengan cekatan menyajikan makanan.

            Cara setiap perempuan dalam ‘menjadikan’ diri meraka seorang Kartini memang berbeda-beda. Pendidikan menjadi salah satu penentunya. Tetapi, satu hal yang selalu menjadikan seorang perempuan menjadi sosok Kartini, yaitu semangat dan kerja keras untuk menjadi lebih baik setiap harinya, bukan untuk diri sendiri namun juga orang lain. (SAN)