$type=ticker$count=12$cols=4$cate=0

Berguru dari Pers Mahasiswa

Jurnalisme dalam perkembangan dunia serba digital sekarang ini memunculkan produk jurnalistik online beserta praktik-praktiknya yang terkes...

Jurnalisme dalam perkembangan dunia serba digital sekarang ini memunculkan produk jurnalistik online beserta praktik-praktiknya yang terkesan cepat namun tidak tepat. Produk jurnalistik online yang mudah dijangkau melalui ponsel berkoneksi internet menyedot perhatian pembaca berita media mainstream. Sebuah lembaga yang berdomisili di Yogyakarta bernama Digi-Journalism yang meneliti perkembangan jurnalisme media onlinedi Indonesia memaparkan keresahan ketidaktepatan praktik jurnalistik online. Terdapat pola praktik jurnalistik baru yang bisa disebut dengan Speed-driven Journalism. Dalam praktik ini, bentuk laporan yang mementingkan kecepatan, lebih singkat, lebih pendek dan mendapat jumlah pembaca lebih banyak dari media online lainnya. Prinsip kecepatan yang menuntut wartawan menjadi peliput yang pertama dengan mendahului jurnalis lain sering membuat wartawan mengesampingkan format berita. Format-format berita tersebut marak berseri laporan pendek dan singkat bahkan terkadang tidak berimbang secara jelas menggeser standar layak berita.
Kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan oleh praktisi jurnalis profesi perlu diperbaiki. Selayaknya anak kecil belajar berbicara, dirinya selalu berusaha mencapai kebenaran. Sama halnya dalam proses belajar menjadi jurnalis sejati, pers mahasiswa selalu berusaha teguh berpegang pada kode etik jurnalistik. Hal ini dikarenakan kemurnian niat praktisi pers mahasiswa yang masih dalam tahap belajar dan ingin mencapai titik kebenaran dalam praktik berjurnalistik. Wawancara demi wawancara dilakukan dengan pejabat kampus yang susah ditemui untuk memenuhi takaran keberimbangan berita. Pers mahasiswa hadir tak hanya menyuarakan kegelisahan warga lingkungan kampus, namun juga berusaha memberikan klarifikasi pada pihak-pihak berwajib tanpa memasang kata yang menunjukkan keberpihakan pada pihak-pihak tertentu.
Kini di tengah pergerakan dan perkembangan media massa yang makin lama makin menutamakan keuntungan material penunjang kehidupan para praktisinya, ideologi pers mahasiswa masih bertahan. Praktik pers mahasiswa masih berusaha memegang teguh kode etik jurnalistik. Ideologi pers mahasiswa selayaknya menjadi acuan dan teladan bagi praktisi profesional yang gelap akan dunia industri.
Ingatkah, bahwa desakan dan gejolak muda dari para mahasiswa tak sedikit turut menggulungtikarkan kejayaan rezim pemerintahan.  Puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi terjadi pada akhir dasawarsa 1990-andan mampu menggulingkan Soeharto dari tahta periode ketujuhnya di pemerintahan Indonesia. Pola pikir kritis dan mau meluruskan hal yang salah merupakan senjata utama keberanian mahasiswa. Dengan kepekaan sosial yang mau membela kebenaran, mahasiswa kala itu rela berjuang hingga titik darah penghabisan. Ambisi menggulungtikarkan rezim Soeharto membuat empat mahasiswa Trisakti yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto,  Hafidin Royandan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.
            Kesuksesan runtuhnya rezim tersebut tak lepas dari kegiatan pers mahasiswa yang giat menyerukan isu kebobrokan negara. Kala itu, menurut sumber foto dokumentasi salah satu lembaga pers mahasiswa di Surakarta, kegiatan forum diskusi mengenai pemerintahan Soeharto sering diadakan secara tersembunyi. Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut tentu saja untuk menjalankan tugas praktisi jurnalistik yakni sebagai bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara teratur, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.
Pada masa orde baru tersebut, kehidupan pers tidak mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat. Dilansir dari Wikipedia, terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Media mainstream diawasi oleh departemen penerangan. Menurut penuturan beberapa pegiat pers mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya, kantor kesekretariatan mereka pun sempat mengalami penggledahan karena terbitan yang menyinggung pemerintahan.
Dengan adanya keadaan pada jaman dahulu dengan segala keterbatasan dan kekurangleluasaan media, seharusnya kini praktisi makin bersyukur dan memaksimalkan kinerja dalam menghasilkan produk jurnalistik. Kenyataannya, praktik kecurangan dalam dunia jurnalistik masih banyak terjadi dan semakin tidak terkendali seperti keterlibatan modal dan saham penguasa, pemberitaan yang kurang objektif serta praktik jurnalis media online yang juga kurang memenuhi kode etik jurnalistik.

Praktik jurnalistik media mainstream pada masa ini perlu direvitalisasi nilai kejurnalistikannya. Praktisi profesi jurnalistik mungkin bisa menilik kembali kegiatan belajar untuk menyuguhkan produk jurnalistik yang layak muat dan berpraktik jurnalistik sesuai dengan kode etik. Mahasiswa yang sedang belajar berjurnalistik memegang teguh ideologinya sebagai penyaji, pewacana dan secara tidak langsung sebagai penyeimbang opini publik. Ideologi pers mahasiswa selayaknya menjadi sebuah contoh yang bisa diteladani bagi para praktisi profesi jurnalistik yang banyak menyalahi praktik jurnalisme.


Oleh : ICHA LATIFA HANUM
Opini ini pernah dimuat dalam Bogor Today, Senin, 15 November 2016.

COMMENTS

BLOGGER: 1
  1. Semoga pers mahasiswa tetap berani, kompeten dan independen serta kritis terutama terhadap sikap pemerintah yang terus menerus harus diingatkan. Serta menjadi agen penyalur apresiasi masyarakat Indonesia. Salam dari kami Academic Indonesia

    BalasHapus

Nama

BULETIN,2,E-PAPER,2,GALERI,4,KABAR KADE,2,KAMPUS,3,NYASTRA,1,PUISI,1,SOLO,1,
ltr
item
LPM KALPADRUMA: Berguru dari Pers Mahasiswa
Berguru dari Pers Mahasiswa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRXiiIjwlqSq99FJWOCiWnryi6dJ9uyKxYWemEpMYL4q1_897wHS9DwFtTKs8Vq2unJ5Sc6-rNNQJHKSvNOcZPeDkZjEvjq07EJJK069ByBeQk6YVPV5O1t6O9bQZK7NqL4XAbaht-m_A/s320/icak.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRXiiIjwlqSq99FJWOCiWnryi6dJ9uyKxYWemEpMYL4q1_897wHS9DwFtTKs8Vq2unJ5Sc6-rNNQJHKSvNOcZPeDkZjEvjq07EJJK069ByBeQk6YVPV5O1t6O9bQZK7NqL4XAbaht-m_A/s72-c/icak.jpg
LPM KALPADRUMA
https://chrisnatp.blogspot.com/2016/11/berguru-dari-pers-mahasiswa.html
https://chrisnatp.blogspot.com/
http://chrisnatp.blogspot.com/
http://chrisnatp.blogspot.com/2016/11/berguru-dari-pers-mahasiswa.html
true
631240737987887004
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy