IDENTITAS BUKU Judul Buku : SERUNI Penulis Buku: Almas Sufeeya Kota Terbit: Jakarta Cetakan: Pertama Tebal Buku: 239 Halaman Tahun Terbit: F...
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : SERUNI
Penulis Buku: Almas Sufeeya
Kota Terbit: Jakarta
Cetakan: Pertama
Tebal Buku: 239 Halaman
Tahun Terbit: Februari 2017
Penerbit: Republika
ISBN: 978-602-0822-39-6
Judul Buku : SERUNI
Penulis Buku: Almas Sufeeya
Kota Terbit: Jakarta
Cetakan: Pertama
Tebal Buku: 239 Halaman
Tahun Terbit: Februari 2017
Penerbit: Republika
ISBN: 978-602-0822-39-6
BLURB
Seruni tak menyesal meninggalkan segala hal yang menjadi tumpuan hidupnya selama bertahun-tahun di negeri sakura. Karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan menunda atau menunggu untuk bisa kembali ke Indonesia demi seorang yang amat dirindukan. Meskipun harus menempuh jalan yang panjang, sukar dan terjal. Ia siap menanggung segala konsekuensi asalkan bisa bertemu dengan orang itu.
SINOPSIS
Seperti kebanyakan cerita dimulai, novel ini dengan perlahan-lahan menarik perhatiaan para pembacanya. Menceritakan tentang kisah seorang perempuan bernama Seruni yang memiliki luka dan amarah terhadap seseorang yang dianggapnya sudah mengambil seseorang yang paling berharga dalam hidupnya. Pertemuannya dengan Taro, seseorang yang memiliki luka dan dendam yang sama, membuatnya menerima ajakan untuk membalaskan dendam.
Di bab-bab awal, pembaca tidak langsung difokuskan pada tokoh Seruni, melainkan pada tokoh Ana yang ternyata juga memiliki benang merah dengan Seruni dan Taro. Lalu muncul juga beberapa tokoh yang lain. Ketika membaca tiga-empat bab pertama, pembaca seolah diajak menyusun satu per satu kepingan puzzle yang berantakan, sebelum benar-benar melihat bentuk yang sebenarnya.
Karena seperti kepingan puzzle, mari kita pilah satu persatu. Konflik yang pertama disajikan di awal cerita adalah antara Ana, Devi, dan juga Aster. Aster adalah kakak tiri dari Ana. Aster sendiri di sini menjadi poin penting, sebab kehidupan Ana dan Devi berputar di sekeliling Aster. Aster ialah gadis yang dulu tumbuh dengan penuh senyum yang hangat, sampai suatu kejadian membuat senyum itu hilang. Kejadian dimana ia menemukan adiknya bunuh diri di laut dengan meninggalkan sepucuk surat.
Adik Aster bernama Krisan. Tidak seperti Aster, Krisan jauh lebih keras kepala dan pemberontak. Semua sikap pembangkangnya ditujukan untuk ayahnya sebagai sikap penolakan. Krisan tidak terima dengan kematian ibunya setelah ayahnya memilih untuk bercerai dan menikahi cinta lamanya, Devi.
Di sini, tokoh Devi baru dimulai. Devi adalah ibu tiri Aster dan Krisan. Ketika menikah dengan ayah kedua gadis itu, Devi membawa serta Ana ke dalam keluarga baru mereka. Lalu dalam pernikahan kedua itu, lahirnya gadis kembar bernama Cantik dan Jelita. Sikap tidak adil, pilih kasih, dan ingin menyingkirkan selalu terlihat dengan jelas antara Aster dan Krisan dengan ketiga anak kandungnya. Aster tidak peduli, tapi Krisan tidak begitu. Berkali-kali ia menunjukan ketidaksukaannya, namun ayahnya tidak begitu memperhatikan. Sampai akhirnya Krisan memutuskan untuk bunuh diri.
Konflik kedua. Seruni dan Taro sama-sama kembali ke Indonesia setelah tinggal lama di Jepang untuk mencari seseorang. Penulis membuat takdir seolah ikut campur dengan cara Seruni ditolong oleh Ana dan bekerja di kedai ramen miliknya. Dimulai dengan pertemuan antara Taro dan Aster yang tiba-tiba menghilang dari mobil. Aster adalah orang pertama yang membuat Taro penasaran terhadap seorang wanita. Bukan karena alasan lain selain sikap Aster yang antisosial. Pendiam, memiliki tatapan kosong, tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya, mirip dengan mayat hidup.
Menghilangnya Aster, pencarian Ana, mempertemukan Taro dengan Ana untuk pertama kali. Setelah Ana berhasil menemukan Aster, Ana membawa Aster ke kedai ramennya. Sama seperti Taro, Seruni pun untuk pertama kali akhirnya bertemu dengan Aster. Bisa dibilang sampai sini, Taro dan Seruni sama-sama sudah menemukan orang yang mereka cari, namun, ada kebenaran yang baru saja terungkap.
Konflik, ketiga. Menceritakan masa lalu Taro. Saat kecil, Taro kehilangan ibunya. Jadi ketika ayahnya menikah lagi, Taro sangat senang. Namun, ketika usaha ayahnya bangkrut, ibu tirinya meninggalkannya begitu saja. Meninggalkan dirinya dengan ayahnya begitu saja. Ibu tirinya pun membawa serta adik se-ayahnya, Ayana. Kepergian ibu tirinya, membuat ayahnya menderita dan terpuruk, kemudian jatuh sakit dan meninggal. Luka dicampakan itu terus membekas dan akhirnya berujung pada sebuah pembalasan dendam.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya Taro mengungkapkan kebenarannya kepada Ana.
“… Setelah belasan tahun berlalu, aku selalu merindukannya. Ana adik kecilku… Ayana Itou… kamu adik kecil itu.” [halaman 132]
Satu kebenaran mulai terungkap di pertengahan bab. Ana ingat kelakuan ibunya, Devi, yang bersikeras menghapus kenangan akan ayah kandungnya, merubah panggilan kecilnya dari Aya menjadi Ana.
Kebenaran kedua pun muncul karena desakan Taro terhadap Seruni. Seruni yang merupakan nama lain dari Krisan pun mengaku dalam sebuah surat untuk Aster. Pengakuan bahwa dirinya tidak bunuh diri. Bahwa dirinya hanya ingin menyudutkan Devi, ibu tirinya, agar dicampakan oleh ayahnya karena sudah membuat putrinya meninggal. Namun rencana itu salah sasaran. Ayahnya masih bisa bertahan dan tidak mencampakan Devi seperti perkiraan Seruni. Tetapi kepergiannya yang palsu justru membuat dunia Aster runtuh seketika.
Namun ketika semua kebenaran teruangkap, karena sebuah kesalahpahaman dan ketidakpekaan Aster, Seruni pun memutuskan kembali ke Jepang. Seruni dan Taro kembali ke Jepang, meninggalkan keluarga yang akhirnya ditemukannya lagi. Meninggalkan seseorang yang mulai ditemukannya. Membutuhkan usaha yang keras untuk bisa membawa Seruni kembali ke Indonesia. Namun jika itu terjadi, maka akan ada yang ditinggalkannya di Jepang.
TEMA
Keluarga, taktik, balas dendam, pilihan
TOKOH
Seruni atau Krisan
Taro (Yang membantu Seruni)
Aster (Kakak Seruni)
Ayana atau Ana (Adik se-ayah Taro dan saudara tiri Seruni dan Aster)
Devi (ibu tiri Taro dari pernikahan pertama dan ibu tiri Aster serta Seruni dari pernikahan kedua)
Cantik dan Jelita (adik se-ibu Ana)
Yoshi Itou (Ayah Taro)
Dewangga (Ayah Seruni dan Aster)
Rifat (Bos di kedai Ramen)
Keke (Staff kedai Ramen)
Edwin (Staff kedai Ramen)
ALUR
Menggunakan alur campuran.
SUDUT PANDANG
Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
GAYA BAHASA
Gaya bahasa yang digunakan baku untuk penjelasan narasi tetapi untuk dialog menggunakan bahasa informal. Gaya bahasanya menarik, mudah dipahami, dan enak untuk dibaca.
KELEBIHAN
Penulis mampu membuat para pembaca berpikir keras. Seolah ini novel detektif dan bukannya novel young adult. Banyak loncatan-loncatan yang harus dipijak untuk bisa menemukan maknanya. Ketika selesai membaca, pembaca baru akan mengerti susunan permasalahannya, karena alur maju mundur yang disusun sangat bagus dan rapi.
KEKURANGAN
Jika diperhatikan lebih detail, pusat permasalahan berada pada tokoh Devi yang kemudian berimbas pada Ana. Jadi ketika selesai membaca, ada pertanyaan yang kemudian muncul: kenapa yang menjadi tokoh utamanya justru Seruni? Kenapa judulnya justru Seruni dan bukannya Ana? Sebab, Ana lebih banyak berperan penting dalam cerita.
Kemudian, ada sedikit kejanggalan, seolah novel ini berharap ada sekuelnya. Karena, tidak ada kejelasan tentang hubungan Taro dan Ana selanjutnya setelah Taro mengaku bahwa Ana adalah Ayana Itou, adiknya. Juga tentang Devi, tokoh penting lainnya yang bisa dikatakan sebagai biang masalahnya. Tidak ada kejelasan bagaimana Devi harus berhadapan dengan Dewangga, suaminya, dan Aster juga Seruni untuk mempertanggungjawabkan semua tindakannya.
Konflik hanya berakhir pada tahap kebenaran terungkap tanpa semuanya dijelaskan kelanjutan setelah kebenaran itu terungkap.
AMANAT
“… Segelap apa pun hidup yang pernah dijalani, kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik selalu ada.” [Halaman 232]
-INSAN GUMELAR CIPTANING GUSTI
COMMENTS